5 Pelajaran Berharga setelah Didiagnosis Epilepsi

Tidak mudah menerima kenyataan bahwa saat itu saya didagnosis epilepsi. Dalam, perjalanan, banyak tantangan yang harus saya hadapi agar saya dapat beradaptasi dengan epilepsi. Walaupun ini tidak mudah, namun setelah lebih dari 10 tahun berjalan menghadapi ini, saya mencoba melihat dari sudut pandang yang lain. Saya mencoba bertanya kepada diri saya sendiri, jika saya ditakdirkan untuk tidak menderita epilepsi, apa yang akan terjadi? Perubahan baik apa yang terjadi pada diri saya?

Saya mencoba memahami bahwa sebenarnya banyak nilai-nilai serta perubahan-perubahan baik yang terjadi dalam diri saya. Saya dapat menjadi diri saya yang sekarang ini tidak lain karena takdir yang telah terjadi pada saya tersebut. Berikut pelajaran berharga yang saya dapatkan setelah diagnosis epilepsi

1. Rutin Berolahraga

follow IG @yodhi.getfit

follow IG @yodhi.getfit

Perubahan positif yang saya alami adalah saya menyadari pentingnya rutin berolahraga. Olahraga yang saya tekuni hingga saat ini adalah angkat beban (gym/fitness). Sejak umur 16/17 tahun, saya memulai latihan angkat beban hingga saat ini. Sudah lebih dari 10 tahun saya menekuni hobi saya ini. Kebiasaan ini pun menjadi komitmen saya untuk setidaknya 3 kali dalam seminggu berlatih angkat beban di tempat gym.

Olahraga juga memberikan dampak positif lain. Tidak hanya membentuk tubuh yang ideal, tetapi juga membantu raga agar siap menghadapi hari-hari. Dengan berolahraga saya menjadi lebih semangat, positif dan siap menjalani hari. Di sisi lain, daya tahan tubuh pun sepertinya jadi jauh lebih terjaga dibandingkan sebelum saya rutin berolahraga

2. Gaya Hidup Sehat

Selain berolahraga, gaya hidup sehat pun mulai saya terapkan untuk menunjang kesehatan fisik dan juga kesehatan mental.

Makan dengan Nutrisi Seimbang

Gaya hidup sehat, setidaknya memulai makan-makanan dengan gizi seimbang dengan menambahkan sayuran serta buah-buahan. Saya juga mengurangi makan-makanan yang tidak sehat seperti junk food dan jajanan-jajanan ringan. Namun, tidak dapat dipungkiri, saya masih 1-2 kali memakan makanan seperti junk food atau jajanan-jajanan lain dengan tetap menjaga batas kewajaran.

Tidak Merokok, Minum Alkohol serta Konsumsi lain yang merusak tubuh

Demi mendukung gaya hidup sehat, saya tidak merokok serta minum alkohol. Saya pun juga berusaha menjauhi konsumsi-konsumsi lainnya yang bagi saya mungkin dapat merusak tubuh

Istirahat cukup

Saya meyakini bahwa secara biologis manusia memang membutuhkan istirahat/tidur setidaknya 6-8 jam per hari. Dalam kondisi tertentu mungkin dapat hingga 12 jam per hari. Saya berusaha untuk konsisten dalam mendapatkan istirahat yang cukup yang merupakan hak tubuh saya. Saya berusaha untuk tidak tidur larut malam jika tidak penting. Setiap hari, saya berkomitmen untuk berusaha setidaknya sudah dapat beristirahat sekitar jam 10 malam. Pada sekitar jam 9 malam, merupakan waktu bagi saya (tubuh & pikiran) untuk santai sejenak agar dapat mempersiapkan tidur yang lebih berkualitas

Kesehatan Mental

Kesehatan mental merupakan aspek penting dalam gaya hidup sehat yang saya coba terapkan dalam beberapa bulan kebelakang. Saya menyadari bahwa tidak hanya fisik yang harus sehat, namun juga mental. Dalam menjaga kesehatan mental saya mencoba melakukan aktivitas-aktivitas seperti bermeditasi, melakukan aktivitas silent moment sebagai momen untuk merenung sejenak, membuat jurnal hingga menjaga koneksi dengan keluarga/kerabat dekat.

3. Berpikir positif

Sebagai penderita epilepsi, menjadi penting untuk dapat menjaga tingkat stress dengan baik. Salah satu cara yang saya lakukan adalah dengan berusaha untuk berpikir positif terhadap semua kemungkinan yang terjadi baik itu kemungkinan baik hingga kemungkinan terburuk. Tujuan dari metode ini saya lakukan adalah agar saya dapat melihat dari sudut pandang yang lain. Saya percaya bahwa setiap kejadian terjadi karena alasan tertentu. Alasan tertentu dapat dilihat dari berbagai macam opsi dan sudut pandang. Saya mencoba melatih diri saya untuk melihat dari sudut pandang lain yang lebih baik dan positif.

Tidak mudah untuk terus dapat berpikir positif. Terkadang, kita juga perlu memahami bahwa things actually go worst. Selama bertahun-tahun menjalani metode ini, saya memahami pula bahwa berpikir positif merupakan suatu tindakan kolaboratif baik itu (1) dari dalam diri dan (2) dari lingkungan.

Dari dalam diri. berpikir positif tidak hanya memaksakan pikiran kita untuk berpikir positif, namun juga kombinasi antara tindakan-tindakan berikut

  1. Menerima (Acceptance): Kejadian datang karena alasan tertentu. Pahamilah bahwa sebagai manusia kita ada keterbatasan. Kita gunakan momen ini untuk merenung atas kejadian yang terjadi.

  2. Fokus ke hal baik (Focus): hal baik apa saja yang sudah atau akan terjadi. Kita harus dapat melatih pikiran dan sudut pandang kita agar dapat melihat hal yang baik/positif di segala keadaan

  3. Afirmasi (Affirmation): Gunakan kata-kata afirmasi positif dari hal-hal baik yang ada (apapun itu). Hal ini bertujuan untuk menguatkan hal yang baik dan positif yang terjadi di setiap apapun kejadian yang kita alami

  4. Pembelajaran (Learning): Penting untuk mengambil pelajaran dari setiap kejadian yang dialami. Apa yang sudah terjadi? Hal-hal apa saja yang sudah baik? hal-hal apa saja yang dapat dijadikan bahan pengembangan diri di masa depan?

  5. Rencana dan Aksi (Plan & Action): Kira-kira dari pembelajaran yang kita dapat, rencana dan aksi apa saja yang akan kita lakukan di masa depan yang berfokus kepada perkembangan yang positif?

Lingkungan pun berperan penting dalam membantu saya untuk berpikir positif. Ciptakan dan carilah lingkungan yang dapat membantu kita untuk berpikir positif. Beberapa hal yang saya lakukan untuk menciptakan atau mendapatkan lingkungan yang positif adalah:

  1. Carilah lingkaran pertemanan yang memang mengajak kita kepada pola pikir/perubahan yang positif

  2. Follow akun-akun sosial media yang menyebarkan berita baik dan fokus kepada hal positif. Sebaliknya, jauhi akun-akun yang menyebarkan berita tidak baik seperti gosip, berita tanpa fakta (hoax), serta akun-akun lain yang lebih menjurus ke arah yang tidak berfaedah atau negatif

  3. Kuatkanlah pendirian kita terhadap pola pikir positif. Lingkungan yang kita temui mungkin akan bervariasi dan mungkin akan berdampak bagaimana kita melihat kejadian. Positivity Mindset kita harus kita latih dan kita kuatkan, agar apapun lingkungan yang mungkin kita temui, kita tetap memiliki pendirian yang teguh.

4. Memahami diri

Sebagai penderita epilepsi, dalam banyak kesempatan terkadang tubuh kita berkata sesuatu. Saya sering berada di dalam momen dan merasa sepertinya epilepsi saya akan kambuh. Sebelum itu, biasanya tubuh akan memberikan sinyal-sinyal tertentu. Sinyal yang mungkin sulit untuk dikatakan atau dirasakan oleh orang lain, namun saya dapat merasakan itu. Beberapa di antaranya seperti tubuh sudah mulai merasa sangat kelelahan yang tiba-tiba, pikiran sudah mulai stress dan tidak dapat berpikir jernih, tangan bergetar, kurang fokus, dan hal-hal lainnya.

Semakin berjalannya waktu, saya semakin peka terhadap sinyal tersebut. Saat sinyal itu timbul, saya menyadari bahwa saya harus hati-hati dan harus one step back  agar saya tetap dapat mengendalikan diri saya dengan baik. Setiap sinyal itu datang atau saya merasa akan datang, saya berusaha untuk tenang agar saya dapat mengontrol nya dengan baik. Biasanya saya akan keluar dari aktivitas dan hiruk pikuk sejenak, dan fokus sementara kepada pemulihan sebagai respon dari sinyal tersebut. Saya istirahat, mencoba mengambil silent moment, mengendalikan pikiran, dan banyak hal lainnya yang saya coba lakukan agar saya tetap in control. Setelah saya merasa aman, barulah saya dapat kembali beraktivitas secara normal.

Selain berusaha untuk memahami apa yang dikatakan tubuh, saya pun berusaha agar dapat mencegah/mengurangi sinyal itu datang (gejala epilepsi). Beberapa hal saya lakukan seperti berolahraga rutin, gaya hidup sehat, istirahat cukup. dsb (baca selengkapnya di Blog saya Didiagnosis Epilepsi saat Remaja, Ini Kisah Saya )

5. Kekurangan adalah Kekuatan dari Sudut Pandang Lain 

Poin terakhir dari pelajaran yang saya dapat setelah didiagnosis epilepsi adalah memahami bahwa sebenarnya kekurangan adalah kekuatan yang kita dapatkan jika kita dapat melihat dari sudut pandang lain. Dulu, saya sempat menyalahkan keadaan. Namun, semakin berjalannya waktu, saya sadar bahwa menyalahkan keadaan bukanlah jawaban. Menyalahkan keadaan memang merupakan langkah yang paling mudah, namun tidak akan merubah apa yang sudah terjadi.

Saya mencoba melihat lebih jauh dari pelajaran-pelajaran yang akhirnya timbul selama berbulan-bulan dan bertahun-tahun kemudian. Setiap saya mencoba merenung, saya sadar bahwa saya dapat menjadi diri saya yang sekarang justru karena adanya kejadian tersebut. Tanpa saya didiagnosis epilepsi, mungkin saya tidak dapat menjadi Yodhi yang sekarang. Saya percaya Tuhan memberikan takdir bagi umatnya agar dapat menjadi orang hebat. Manusia diberkan karunia berupa akal yang dapat kita gunakan untuk terus belajar dari keadaan. Belajar memahami takdir Tuhan dan percaya bahwa kita adalah orang hebat.


Semua manusia diciptakan dengan kekuatan
Kekuatan yang mungkin tidak terlihat
Ubahlah sudut pandang kita dalam melihat kekuatan
Pandanglah diri kita, cari kekuatan dirimu
Kekuatan yang ditakdirkan Tuhan untukmu
Untukmu menjadi hebat
Untukmu dalam mengejar Takdir Tuhan
Takdir hebat yang tercipta untukmu
— Yodhi

Yodhi Logo
 
Yodhi

I'm a passionate individual driven by growth and motivation, dedicated to transforming my thoughts and ideas into engaging narratives on my blog. As an avid gym-goer and fitness enthusiast, I believe in the power of a healthy body for a healthy mind. My keen interest in business and self-development fuels my reading choices, constantly expanding my horizons. Above all, I am deeply committed to enhancing financial literacy, empowering others to achieve financial freedom and success.

https://www.yodhi.me
Previous
Previous

Resolusi 2022 - Kuartal 1

Next
Next

Didiagnosis Epilepsi saat Remaja, Ini Kisah Saya