Review Buku: How to Win Friends & Influence People - Dale Carnegie

Hi, pada kesempatan kali ini saya ingin mengulas salah satu buku favorit saya yang berjudul How to Win Friends & Influence People karya Dale Carnegie. Salah satu buku yang sangat menarik untuk dibaca terutama bagi kita yang menginginkan cara-cara fundamental dalam berhubungan dengan orang lain serta bagaimana agar kita dapat memengaruhi mereka. Buku ini ditulis dengan bersumber banyak dari pengalaman sang penulis serta kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa penting di masa si penulis. Buku ini menarik untuk dibaca karena dikemas dengan ide yang terkesan common sense namun dikaitkan dengan peristiwa-peristiwa penting yang relevan sehingga konsep dari si penulis dapat tersampaikan dengan pembuktian yang relevan. Berikut review buku How to Win Friends & Influence People karya Dale Carnegie. Semoga mempermudah teman-teman secar sekilas memahami isi buku ini.

How to Win Friends & Influence People - Dale Carnegie | Yodhi Kharismanto - Ulasan Buku

Judul: How to Win Friends & Influence People

Penulis: Dale Carnegie

Tahun Terbit Pertama: 1936

Edisi: 1981

Rating Buku: 4.2 dari 5

Deskripsi Singkat

Buku How to Win Friends & Influence People karya Dale Carnegie bercerita tentang konsep-konsep bagaimana kita berhubungan dengan orang lain dan bagaimana kita dapat memberi pengaruh ke mereka dengan cara yang efektif. Buku ini mengajarkan mulai dari bagaimana membuat impresi awal yang baik saat berhubungan dengan orang lain hingga bagaimana memberikan ketidaksetujuan akan sesuatu secara efektif. Buku ini memberikan kemampuan individual dalam berhubungan dengan orang lain yang dapat pula diterapkan dalam keseharian manajerial dan bisnis.

Poin-poin Utama

1. 3 Teknik Fundamental dalam Berhubungan dengan Orang lain

Prinsip 1: Jangan pernah memberi kritik, menyalahkan atau komplain terhadap pemikiran atau tindakan orang lain

Menurut penulis, pada dasarnya orang-orang tidak menyukai kritik, komplain atau disalahkan akan tindakan atau pemikiran yang mereka miliki atau utarakan. Permasalahan dengan memberikan kritik ke orang lain adalah hal tersebut membuat mereka bersikap defensif. Orang-orang akan cenderung tersinggung saat diberi tahu bahwa mereka salah. Sifat naluri alami mereka adalah membenarkan perilaku mereka. Tidak ada satu orang pun yang ingin dianggap salah karena setiap orang selalu melakukan tindakan yang menurut mereka benar sesuai dengan perspektif mereka. Menurut penulis pula, hal yang lebih buruk dapat terjadi terhadap orang-orang yang sering memberikan kritik ke mereka walaupun kritik tersebut bermaksud baik, yaitu kecenderungan menyimpan dendam terhadap orang yang memberikan kritik tersebut.

Prinsip 2: Berikan penghargaan atau apresiasi yang jujur dan tulus

Jika kita tidak dapat memberikan kritik karena dapat mengarah ke arah yang negatif, maka salah satu solusi yang dapat kita gunakan dalam rangka memberikan pengaruh perubahan ke orang lain adalah dengan memberikan penghargaan atau apresiasi terhadap pemikiran atau itndakan mereka. Semua orang senang merasa dihargai dan dianggap penting. Beberapa kata penghargaan atau apresiasi akan jauh lebih efektif dibandingkan dengan kritik atau komplain.

Prinsip 3: Berhubungan dalam konteks dan perspektif sesuai dengan apa yang diinginkan (want) oleh orang tersebut

Pada umumnya, kita akan tertarik dengan apa yang menjadi keinginan (want) kita. Oleh karena itu, salah satu cara untuk memberikan pengaruh ke orang lain adalah dengan membicarakan hal atau topik tentang apa yang menjadi keinginan mereka dan menunjukan bagaimana cara untuk mendapatkan keinginan tersebut. Disaat ingin memberikan pengaruh, kita memerlukan kesamaan (common ground) atas apa yang menjadi tujuan atau maksud pengaruh yang ingin kita berikan dengan keinginan mendasar dari orang tersebut dimana sudut pandang pembicaraan harus berlandaskan dari keinginan mereka.

2. 6 Cara untuk Membuat Orang Suka dengan Kita

Prinsip 1: Secara tulus tertarik dengan orang tersebut

Orang-orang akan cenderung lebih senang membicarakan tentang dirinya dan topik yang sesuai dengan dirinya. Jadilah pendengar yang baik, berikan pertanyaan-pertanyaan terbuka sehinnga dapat membantu kita untuk memberikan kesan atas ketertarikan yang tulus terhadap orang tersebut.

Prinsip 2: Tersenyum

Menurut penulis, hal sederhana seperti tersenyum dapat membuat orang suka dengan kita. Tersenyum dilakukan secara tulus tidak hanya tertampil dari senyuman melalui bibir kita namun juga tutur kata harus menunjukan tutur kata tersenyum (smiling voice)

Prinsip 3: Mengingat nama orang tersebut

Nama merupakan aspek penting seorang individu. Setiap orang akan merasa senang jika kita dapat mengingat nama mereka dan memanggil mereka dengan nama mereka.

Prinsip 4: Menjadi pendengar yang baik. Dorong orang tersebut untuk berbicara tentang dirinya

Jadilah teman bicara dengan mendengar secara aktif. Buat orang tersebut banyak berbicara tentang dirinya. Kita dapat menjadi pendengar aktif dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang dirinya. Orang-orang selalu senang membicarakan topik yang sesuai tentang dirinya.

Prinsip 5: Berbicara dengan sudut pandang dari apa yang menjadi ketertarikan orang tersebut

Saat berbicara, kita dapat mengambil topik pembicaraan sesuai dengan apa yang menjadi ketertarikan orang tersebut. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui apa yang menjadi ketertarikan orang tersebut sebelum kita mulai berbincang. Kita dapat memulai dari hal-hal kecil yang mungkin kita tahu mengenai ketertarikan orang tersebut.

Prinsip 6: Buat orang tersebut merasa penting dan lakukan secara tulus

Semua orang senang dianggap penting. Kita dapat melakukan beberapa teknik seperti yang sudah dijabarkan sebelumnya untuk memberikan pesan bahwa orang tersebut dianggap penting, seperti tersenyum, mengingat nama orang tersebut, mendengarkan secara aktif serta berbicara dari sudut pandang yang menjadi ketertarikan mereka.

3. Bagaimana Cara agar Dapat Memberikan Pengaruh terhadap Pemikiran Kita

Prinsip 1: Hindari argumen atau perdebatan yang mendalam

Menurut penulis, memenangkan arguman bukan merupakan ide yang baik. Jika ketidak setujuan timbul saat argumen, maka tidak akan ada yang menang (ingat prinsip fundamental). Oleh karena itu, kita perlu menghindari argumen atau perdebatan. Jika kita tidak setuju mengenai hal yang diperdebatkan, maka kita dapat mengungkapkan ketidaksetujuan kita dengan singkat dan penuh empati. Selanjutnya, kita dapat menghindari perdebatan sedini mungkin.

Prinsip 2: Hargai opini orang lain, jangan pernah mengatakan “Kamu Salah”

Selalu hargai pemikiran dan opini dari orang lain. Jika kita ingin meyakinkan apa yang menjadi pemikiran kita adalah benar, maka jangan pernah katakan ke orang lain bahwa kamu salah. Pendekatan yang baik dan lembut jauh lebih efektif daripada mencoba membuktikan pemikiran kita yang benar. Salah satu teknik yang bisa kita gunakan untuk memberikan pengaruh terhadap opini kita adakah dengan mengakui adanya kemungkinan bahwa kita salah. Kita dapat mengatakan “Mungkin saya salah, mari kita lihat fakta yang ada"

Prinsip 3: Jika kita salah, akui kesalahan tersebut dengan cepat dan penuh empati

Jika kita berada di situasi dimana kita salah, maka kita harus secara elegan mengakui kesalahan itu dengan cepat. Akui kesalahan tersebut dengan penuh empati dan jadilah yang pertama dalam mengakui kesalahan tersebut.

Prinsip 4: Mulai dengan cara yang ramah

Selalu mulai dengan cara yang ramah setiap kita berhubungan dengan orang lain

Prinsip 5: Buat orang lain mengatakan “iya” di awal

Agar dapat memberikan pengaruh, kita dapat memulai dengan topik yang memberikan peluang tinggi bagi teman bicara kita untuk mengatakan “ya” atau setuju dengan pemaparan kita. Dengan mengedepankan poin-poin yang bisa disepakati sejak awal, maka membuat teman bicara kita cenderung akan menerima argumen setelahnya.

Prinsip 6: Biarkan orang lain yang banyak berbicara

Kunci untuk memengaruhi orang lain bukan dari diri kita yang banyak berbicara namun biarkan teman bicara kita yang melakukan banyak pembicaraan. Kita dapat melakukan dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan terbuka.

Prinsip 7: Biarkan orang lain merasa ide berasal dari dirinya

Orang-orang cenderung lebih menyukai ide yang berasal dari diri mereka sendiri. Oleh karena itu, daripada mencoba meyakinkan orang lain bahwa ide kita benar, kita dapat membantu teman bicara kita untuk mencapai ide itu sendiri. Dengan membuat orang-orang berada dalam kondisi pikiran afirmatif dan mengajukan pertanyaan yang mendorong mereka ke arah yang benar, kita sering kali dapat membantu orang lain mencapai kesimpulan kita sendiri (dapat dikaitkan dengan prinsip 5). Dengan ini, maka seolah-olah ide tersebut berasal dari teman bicara kita tersebut walaupun sebenarnya itu adalah ide yang kita tanamkan di benak mereka.

Prinsip 8: Melihat dari sudut pandang orang lain

Orang-orang akan cenderung mepertahankan apa dianggap benar sesuai dengan pandangan mereka. Oleh karena itu, usahakan selalu berpikiran terbuka terhadap sudut pandang dan perspektif dari orang lain. Lihat sudut pandang dari teman bicara kita dan tangkap maksud dari perspektif mereka.

Prinsip 9: Bersimpati dengan ide dan keiginan orang lain

Setiap orang ingin ide dan keinginan mereka dihargai. Jangan pernah menganggap aneh atau salah terhadap ide atau keinginan mereka. Tunjukan rasa simpati terhadap apa yang menjadi iden dan keinginan mereka.

Prinsip 10: Tunjukan motif yang mulia

Jika kita ingin memengaruhi orang lain terhadap ide kita maka tunjukan tindakan, hal mulia apa yang akan timbul dari ide yang kita berikan.

Prinsip 11: Dramatisasi ide yang kita berikan

Tujuan dari dramatisasi adalah agar ide yang kita berikan seolah-olah menjadi penting bagi mereka. Ini sama halnya dengan bagaimana sebuah produk dijual. Kita akan cenderung memberi produk dari penjual yang melakukan tindakan-tindakan yang dapat mempersuasi kita melalui dramatisasi ide yang dikombinasikan dengan cara kreatif

Prinsip 12: Berikan tantangan

Orang-orang senang jika mereka menang, dan tantangan merupakan salah satu kesempatan bagi mereka. Kita dapat menggunakan tantangan sebagai jalan untuk membuat dan memotivasi orang-orang bergerak terhadap sesuatu.

4. Bagaimana Seorang Pemimpin dapat Memberikan Pengaruh

Prinsip 1: Mulai dengan pujian dan apresiasi

Mulai percakapan dengan memberikan pujian dan apresiasi yang dapat dimulai dari hal kecil.

Prinsip 2: Jika berbicara tentang kesalahan orang tersebut, mulai secara tidak langsung

Jika kita ingin membicarakan tentang kesalahan teman bicara kita, kita bisa mulai dengan hal-hal baik atau pencapaian orang tersebut terlebih dahulu. Setelah itu kita bisa gunakan kata sambung “dan” ke kalimat yang menjadi masukan bagi teman bicara kita.

Contoh: Kita sangat bangga karena kamu dapat meningkatkan performa dari nilai yang didapat di kelas dan dengan terus melanjutkan usaha tersebut, kita yakin kamu dapat meningkatkan nilai di mata kuliah X.

Prinsip 3: Bicara tentang kesalahan kita dahulu sebelum memberikan kritik terhadap orang tersebut

Kita dapat memberikan kritik dengan membicarakan mengenai kesalahan kita dahulu. Contoh, di buku ini penulis memberi contoh bagaimana mempersuasi orang untuk berhenti merokok dengan menceritakan kesalahan awal bagaimana dia memulai merokok, akibat dari merokok dan penyesalan karena telah merokok.

Prinsip 4: Beri pertanyaan dibanding memberikan arahan langsung

Pada umumnya, orang-orang cenderung tidak menyukai arahan secara langsung. Untuk mengantisipasi hal tersebut, kita dapat mengajukan pertanyaan terbuka sebagai jalan untuk menanamkan ide kepada teman bicara kita.

Prinsip 5: Beri ruang appresiasi walaupun orang tersebut melakukan kesalahan

Orang-orang sangat senang diberikan penghargaan dan apresiasi sekecil apapun. Jika kita menemukan seseorang melakukan kesalahan, mulai dengan melihat hal apa yang bisa dijadikan bahan sebagai apresiasi.

Prinsip 6: Puji setiap peningkatan sekecil apapun

Setiap peningkatan sekecil apapun merupakan pencapaian yang luar biasa bagi orang tersebut. Berilah pujian terhadap setiap peningkatkan yang dicapai sekecil apapun

Prinsip 7: Berikan orang lain reputasi yang bagus untuk dijunjung

Orang-orang tidak senang untuk disalahkan. Jika kita berada dalam kondisi dimana orang tersebut melakukan kesalahan, carilah cara agar orang tersebut tetap mendapatkan reputasi yang baik untuk dibanggakan.

Berikan alasan dari ide yang akan kita sampaikan kepada teman bicara kita agar dia mendapat kesan bahwa kita memberikan reputasi yang baik untuk dibanggakan. Contoh di dalam buku ini adalah bagaimana seorang guru mendapati bahwa salah satu anak yang paling nakal berada di kelas dia (Tommy). Pada suatu hari, guru tersebut memberikan setiap anak pujian, apapun itu. Khusus untuk Tommy, guru itu berkata “Saya mendengar kamu adalah orang dengan jiwa kepemimpinan yang baik. Saya akan banyak berharap dari kamu untuk membuat kelas ini menjadi kelas terbaik tahun ini”.

Prinsip 8: Gunakan dorongan dan dukungan saat menghadapi tantangan atau saat melakukan kesalahan

Biarkan orang lain tahu bahwa kita percaya terhadap kemampuan untuk melakukan tantangan tersebut. Tetaplah memuji hal-hal yang mereka lakukan dengan benar dan meminimalkan memikirkan kesalahan yang mereka lakukan. Dorong mereka untuk berhasil, beri harapan dan jangan mengecilkan hati mereka.

Prinsip 9: Buat orang lain merasa bahagia tentang apa yang dikerjakan atas saran yang kita berikan

Pemimpin yang efektif harus mengingat pedoman berikut untuk mengubah sikap atau perilaku seseorang

  1. Bersikaplah tulus. Jangan menjanjikan apa pun yang tidak dapat Anda penuhi. Berkonsentrasilah pada manfaat bagi orang lain.

  2. Ketahui dengan tepat apa yang kita ingin orang lain lakukan.

  3. Bersikap empati. Tanyakan pada diri kita apa yang sebenarnya diinginkan orang lain.

  4. Pertimbangkan manfaat yang akan diterima orang tersebut dengan melakukan apa yang kita sarankan.

  5. Cocokkan manfaat tersebut dengan keinginan orang lain.

  6. Saat kita membuat permintaan, tuliskan konteks sehingga dia mengetahui manfaat yang akan didapat

Kesimpulan

Agar kita dapat memberikan pengaruh secara efektif, kita harus dapat memahami perspektif dari orang lain serta manfaat yang akan didapat oleh mereka. Semua orang suka didengarkan, dipahami dan dibuat merasa penting. Jangan pernah menyalahkan pemikiran atau gagasan orang lain, lihatlah dari sudut pandang mereka. Berikan penghargaan dan pujian secara tulus terhadap orang lain walaupun mereka melakukan kesalahan atau kegagalan. Dorong mereka untuk bangkit dalam menghadapi tantangan. Tersenyum, mengingat nama mereka, dan memulai pembicaraan dari sudut pandang mereka dapat membantu kita untuk memenangkan hati mereka di awal.

Rating Buku

Writing Style: 4.5 dari 5

Buku ditulis dengan cukup terstruktur. Di setiap akhir bab telah terdapat kesimpulan dari bab tersebut sehingga mempermudah saya dalam memahami arti secara singkat dari keseluruhan bab yang telah saya baca. Bahkan disetiap bab telah dirangkum prinsip-prinsip dari 4 bagian bagaimana kita dapat memberikan pengaruh ke orang lain.

Study & Evidence 3 dari 5

Buku ini tidak dilengkapi dengan studi ilmiah namun buku ini banyak bersumber dari kejadian atau persitiwa yang terjadi pada masa penulis dan juga kejadian atau peristiwa pribadi. Di dalamnya juga telah dilengkapi contoh-contoh yang dapat diasosiasikan dengan konsep yang dimaksud penulis.

Impact 5 dari 5

Buku ini memberi pandangan baru bagi saya. Walaupun konsep yang diberika terkesan common sense namun konsep tersebut menjadi menarik karena membuka pandangan nyata terhadap konsep tersebut di keseharian. Hingga saat ini, saya menggunakan konsep-konsep yang disampaikan penulis baik dalam keseharian ataupun dalam karir.

Rating Keseluruhan = 4.2

Saya merekomendasikan buku ini untuk dibaca oleh teman-teman.

untuk mengetahui detil definisi dari tiap aspek yang dinilai, silahkan dapat mengunjungi tulisan saya tentang hal tersebut di tautan berikut.

Yodhi

I'm a passionate individual driven by growth and motivation, dedicated to transforming my thoughts and ideas into engaging narratives on my blog. As an avid gym-goer and fitness enthusiast, I believe in the power of a healthy body for a healthy mind. My keen interest in business and self-development fuels my reading choices, constantly expanding my horizons. Above all, I am deeply committed to enhancing financial literacy, empowering others to achieve financial freedom and success.

https://www.yodhi.me
Previous
Previous

Review Buku: Atomic Habits - James Clear

Next
Next

Review Buku: Mindset - Carol Dweck