3 Pilar Menuju Hidup Bebas Utang

Terjerat utang bukanlah pengalaman yang menyenangkan. Namun, bukan hal yang mustahil untuk keluar dari jeratan utang. Terdapat 3 pilar menuju hidup bebas utang yang dapat diterapkan jika saat ini kita sedang terjerat permasalahan utang.

1. Pilar Pertama - Meningkatkan Pendapatan 

Pilar pertama dalam menuju hidup bebas utang adalah dengan Meningkatkan Pendapatan. Kita perlu memahami kemampuan yang kita miliki dalam menyelesaikan pinjaman. Mau tidak mau, kita harus berusaha untuk melakukan segala cara dalam meningkatkan kemampuan kita dalam membayar pinjaman dengan meningkatkan pemasukan atau pendapatan kita. Kemampuan tersebut yang akan digunakan dalam melunasi pinjaman yang dimiliki.

Terdapat dua cara dalam meningkatkan pendapatan yaitu 

1. Mencari pendapatan tambahan  

Terdapat banyak opsi yang dapat kita lakukan untuk mencari pendapatan tambahaan. Beberapa hal yang dapat dilakukan seperti:

  • Menjadi seorang pekerja lepas (freelancer)

  • Menjadi penjual di marketplace e-commerce

  • Mencari pekerjaan baru yang lebih baik

  • Menegosiasikan gaji

2. Memanfaatkan aset

Dalam beberapa kasus tertentu, Aset dapat dimanfaatkan dalam menyelesaikan masalah pinjaman. Melalui aset tersebut, kita dapat memanfaatkan untuk mendapatkan dana segar dengan menggunakan 2 cara, yaitu (1) Menjual Aset dan (2) Pembiayaan Kembali (Refinancing) untuk menyelesaikan pinjaman.

1. Menjual Aset

Kita dapat melihat kembali aset-aset yang kita miliki yang dapat dimanfaatkan. Aset tersebut dapat dijual untuk mendapatkan dana segar yang nantinya dapat digunakan untuk melunasi pinjaman. Dalam memilih aset yang dijual, kita dapat mengurutkan dari aset yang paling tidak esensial hingga aset esensial. Definisi aset esensial adalah aset yang memberikan manfaat terhadap kebutuhan hidup kita, contoh rumah. Semakin esensial aset tersebut terhadap keberlangsungan kebutuhan hidup kita, maka semakin terakhir prioritas untuk dijual.

Jika kita ingin menjual aset, berikut saran yang dapat digunakan mengenai urutan yang dapat dijual dahulu (tentukan sesuai ketersediaan aset yang kita miliki)

  1. Barang Bekas Layak Jual. Contoh: baju bekas, sepeda, peralatan rumah tangga, dsb

  2. Barang Elektronik. Contoh: Handphone, Laptop, Televisi, Kamera, dsb

  3. Perhiasan. Contoh: emas batangan, kalung, cincin, dsb

  4. Kendaraan. Contoh: motor dan mobil

  5. Rumah. Contoh: Rumah tinggal, apartemen

2. Pembiayaan Kembali

Aset juga dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan pembiayaan kembali (refinancing) dari institusi pemberi pinjaman seperti perusahaan multifinance, bank, koperasi dan perusahaan pembiayaan lainnya yang legal dan terdaftar di OJK. Aset yang dapat dimanfaatkan umumnya berupa mobil atau rumah. Nantinya, uang yang didapat dari hasil pembiayaan kembali tersebut dapat kita gunakan untuk menutup semua utang mahal yang kita miliki. Saat kita ingin mengajukan pembiayaan kembali yang bertujuan untuk membayar pinjaman, berikut beberapa hal yang harus diperhatikan

1. Skor Kredit

Untuk mengajukan pinjaman baru, perusahaan pembiayaan akan mengecek skor kredit kita. Skor Kredit adalah nilai kelayakan kita dalam mengajukan pinjaman. Semakin baik nilai skor, maka semakin besar peluang kita mendapatkan pinjaman. 

Kita dapat menggunakan layanan amalan, yaitu amalan Credit Checkup untuk mengetahui Skor Kredit kita.

https://amalan.com/id/credit-checkup

2. Debt Burden Ration (DBR)

Institusi pemberi pinjaman juga akan melihat kemampuan kita dalam membayar pinjaman. Salah satu yang akan dilihat adalah rasio pendapatan kita terhadap utang. Rasio DBR yang baik adalah di bawah 35%. Dalam beberapa kasus, institusi pemberi pinjaman masih dapat menerima hingga DBR 50%. (lihat definisi DBR di sini)

3. Fokuskan Untuk Melunasi Pinjaman Mahal

Jika kita ingin menggunakan aset untuk mendapatkan pembiayaan kembali dalam rangka membayar utang, maka sangat disarankan dana dari hasil pembiayaan tersebut digunakan untuk membayar semua utang mahal. Tujuan dari pembiayaan kembali (refinancing) di sini adalah untuk memindahkan utang mahal ke instrumen utang yang lebih murah. Jika kita menggunakan agunan, maka instrumen utang tersebut akan jauh lebih murah dibandingkan yang tanpa agunan. 

Instrumen utang lain yang harus dilunasi saat kita mendapatkan pembiayaan kembali adalah instrumen utang tanpa agunan seperti Kartu Kredit, KTA (kredit tanpa agunan), pinjaman online serta pinjaman tanpa agunan lainnya. Menjadi penting untuk menggunakan dana tersebut untuk menutup semua utang mahal (pinjaman tanpa agunan) agar beban utang kita menurun dan tidak menjadikan pembiayaan baru ini sebagai beban utang baru kita.

2. Mengurangi Pengeluaran

Pilar kedua dalam menuju hidup bebas utang adalah dengan Mengurangi Pengeluaran. Tidak hanya menambah pemasukan kita, namun kita juga perlu menekan pengeluaran yang tidak penting dan mungkin mengubah gaya hidup kita. Hal ini bertujuan agar kita dapat menghemat dana lebih yang dapat difokuskan untuk melunasi pinjaman. Berikut beberapa hal yang perlu kita perhatikan saat ingin mengurangi pengeluaran.

1. Pahami Perbedaan Kebutuhan & Keinginan

Kebutuhan adalah sesuatu yang dibutuhkan untuk bertahan hidup. Contoh kebutuhan adalah kebutuhan makan, biaya tinggal, biaya utilitas (listrik, air, internet), biaya transportasi, biaya pakaian secukupnya. keinginan adalah sesuatu yang diinginkan untuk dimiliki tetapi tidak penting untuk kelangsungan hidup. Biasanya keinginan berhubungan dengan biaya senang-senang atau hiburan. Contoh keinginan adalah barang mewah, jalan-jalan, dan barang atau jasa lainnya yang tidak berhubungan dengan kebutuhan. (baca lebih lengkap mengenai perbedaan kebutuhan & keinginan di sini)

Dalam mengurangi pengeluaran, fokuskan pengeluaran kita pada kebutuhan pokok. Kita dapat mengurangi kebutuhan yang bersifat tersier, atau pengeluaran yang bersifat keinginan seperti jalan-jalan, hiburan, dsb.

2. Buat Anggaran Bulanan

Setiap bulan wajib hukumnya bagi kita untuk membuat anggaran pengeluaran, hal ini diperlukan agar kita lebih teratur dalam menghabiskan uang. Buatlah pos-pos untuk investasi, tabungan, asuransi, tagihan listrik/air, tagihan-tagihan wajib lainnya, serta pengeluaran sehari-hari. Pastikan kita menyisihkan uang untuk kebutuhan pokok lalu sisanya dapat kita fokuskan untuk kebutuhan sekunder dan pelunasan pinjaman.

3. Jangan Pangkas Pengeluaran untuk Proteksi

Dalam mengurangi pengeluaran, saya menyarankan untuk tidak memangkas biaya untuk proteksi, yaitu asuransi. Hal ini diperlukan untuk meminimalisir risiko yang mungkin terjadi kepada kita seperti kecelakaan atau meninggal dunia. Proteksi yang diperlukan seperti asuransi jiwa, asuransi kesehatan dan asuransi tanggung gugat. Dengan adanya proteksi tersebut, maka kita dapat meminimalisir risiko untuk mengeluarkan biaya berlebih saat risiko itu timbul

3. Mengajukan Restrukturisasi Utang

Pilar ketiga dalam menuju hidup bebas utang adalah dengan Mengajukan Restrukturisasi Utang. Restrukturisasi  Utang atau Restrukturisasi Kredit atau biasa juga disebut Program Keringanan Utang  merupakan proses penataan kembali struktur utang oleh kreditur sehingga pinjaman dapat diselesaikan dengan skema yang lebih meringankan bagi debitur. Struktur utang yang ditata kembali dapat berupa bunga dan tenor. Berdasarkan definisi OJK Restrukturisasi utang/kredit adalah upaya perbaikan yang dilakukan dalam kegiatan perkreditan terhadap debitur yang berpotensi mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajibannya. Kebijakan restrukturisasi kredit yang dilakukan pihak bank atau institusi pemberi pinjaman melalui:

  1. Penurunan suku bunga kredit;

  2. Perpanjangan jangka waktu kredit;

  3. Pengurangan tunggakan bunga kredit;

  4. Pengurangan tunggakan pokok kredit;

  5. Penambahan fasilitas kredit; dan/atau

  6. Konversi kredit menjadi Penyertaan Modal Sementara. 

Tentunya untuk mendapatkan restrukturisasi utang diperlukan syarat umum agar bank atau institusi pemberi pinjaman dapat memberikan restrukturisasi tersebut. Berdasarkan informasi dari OJK, berikut adalah persyaratan umum untuk mengajukan restrukturisasi utang atau program keringan kepada bank yaitu:

  1. Nasabah/Debitur memiliki permasalahan atau kesulitan finansial dalam membayar pokok dan atau bunga pinjaman

  2. Nasabah/Debitur memiliki prospek usaha/potensi pemasukan yang baik dan diprediksi mampu memenuhi kewajiban setelah pinjaman direstrukturisasi.

(baca selengkapnya mengenai restrukturisasi utang di sini)

Yodhi

I'm a passionate individual driven by growth and motivation, dedicated to transforming my thoughts and ideas into engaging narratives on my blog. As an avid gym-goer and fitness enthusiast, I believe in the power of a healthy body for a healthy mind. My keen interest in business and self-development fuels my reading choices, constantly expanding my horizons. Above all, I am deeply committed to enhancing financial literacy, empowering others to achieve financial freedom and success.

https://www.yodhi.me
Previous
Previous

7 Manfaat Perencanaan Keuangan

Next
Next

Apa itu Perbedaan Kebutuhan dan Keinginan dalam Perencanaan Keuangan