Apa itu Perbedaan Kebutuhan dan Keinginan dalam Perencanaan Keuangan

Dalam merencanakan keuangan, langkah terpenting di awal yang selalu saya sarankan adalah untuk mengetahui dan memahami perbedaan antara kebutuhan (need) dan keinginan (want). Hal ini disebabkan karena kebutuhan dan keinginan adalah dua komponen yang terjadi dalam perilaku konsumsi sehingga menentukan strategi bagaimana merencenakan keuangan dengan benar sesuai dengan kondisi individu tersebut.

Dalam keseharian, penggunaan kedua termin tersebut saling berdekatan. Terkadang masih banyak kekeliruan dalam penggunaan termin tersebut baik sekedar dalam penggunaan kata-kata, keputusan pembelian hingga dalam merencanakan keuangan. Mengingat pentingnya untuk mengetahui perbedaan antara kebutuhan dan keinginan serta pengaruhnya dalam perencanaan keuangan yang baik, maka apa itu perbedaan kebutuhan dan keinginan dalam perencanaan keuangan?

Definisi

Jika kita melihat kamus atau definisi secara online, banyak yang telah mengartikan kebutuhan dan keinginan. Berikut adalah arti dari kebutuhan dan keinginan.

Kebutuhan

Kebutuhan adalah sesuatu yang dibutuhkan untuk bertahan hidup. Contoh kebutuhan adalah makan & minum, biaya tinggal, biaya utilitas (listrik, air, internet), biaya transportasi, biaya pakaian secukupnya. Setiap orang mungkin memiliki definisi yang berbeda-beda dalam mengartikan "bertahan hidup". Dalam menentukan apakah sesuatu tersebut adalah kebutuhan atau keinginan, kita dapat menjawab pertanyaan sederhana berikut sebelum memutuskan untuk membeli

"Apakah jika saya tidak membeli ini maka akan membahayakan keberlangsungan hidup saya atau yang saya nafkahi atau bahkan tidak dapat bertahan hidup dalam waktu dekat?"

Jika jawaban mengarah ke "Ya", maka sesuatu tersebut adalah sebuah kebutuhan.

Keinginan

Keinginan adalah sesuatu yang diinginkan untuk dimiliki tetapi tidak penting untuk kelangsungan hidup. Biasanya keinginan berhubungan dengan biaya senang-senang atau hiburan. Contoh keinginan adalah barang mewah, jalan-jalan, dan barang atau jasa lainnya yang tidak berhubungan dengan kebutuhan. Dalam menentukan apakah sesuatu tersebut adalah keinginan atau kebutuhan, kita pun dapat menjawab pertanyaan yang sama seperi yang kita tanyakan saat menentukan kebutuhan.

"Apakah jika saya tidak membeli ini maka akan membahayakan keberlangsungan hidup saya atau yang saya nafkahi atau bahkan tidak dapat bertahan hidup dalam waktu dekat?"

Jika jawaban mengarah ke "Tidak", maka sesuatu tersebut adalah sebuah keinginan.

Contoh

Contoh pembelian ponsel baru.  Di beberapa orang, pembelian ponsel baru mungkin sebuah keinginan namun di sebagian orang mungkin sebuah kebutuhan. Ini tergantung dari kasus dan bagaimana kita melihat pembelian ponsel tersebut terhadap keberlangsungan hidup.

Bapak A, ingin membeli ponsel baru dan melihat ini sebagai sebuah keinginan karena tidak memengaruhi secara langsung keberlangsungan hidup. Bapak A juga sebenarnya saat ini masih memiliki ponsel yang dapat berfungsi dengan baik.  Dalam kasus ini, ponsel merupakan keinginan bagi Bapak A.

Bapak B, melihat ponsel baru sebagai sebuah kebutuhan. Bapak B bekerja sebagai seorang sales yang dalam keseharian membutuhkan ponsel untuk berkoneksi dengan calon pembeli. Ponsel yang saat ini digunakan sudah tidak dapat mendukung Bapak B dalam bekerja karena model yang sudah usang dan baterai ponsel cepat habis. Bapak B butuh membeli ponsel baru agar mendukung pekerjaan Bapak B sehingga Bapak B dapat tetap berpenghasilan dan menghidupi dirinya serta keluarga. Dalam kasus ini, ponsel merupakan kebutuhan bagi Bapak B.

Manfaat

Mungkin terkesan sederhana, namun dengan memahami dan mengerti arti perbedaan antara kebutuhan dan keinginan akan membantu kita dalam memutuskan suatu pembelian dengan bijaksana dan merencanakan keuangan dengan baik. Berikut manfaat yang kita dapatkan:

  • Lebih bijaksana dalam memutuskan pembelian.

  • Dapat memfokuskan pengeluaran dalam pemenuhan kebutuhan dibandingkan keinginan

  • Tidak terjebak saat melakukan keputusan pembelian

  • Membantu menyusun anggaran belanja dengan baik

  • Membantu merencanakan keuangan dengan benar

Saran Menyusun Anggaran Belanja

Dengan mengetahui perbedaan atara kebutuhan dan keinginan, maka kita dapat menggunakannya dalam menyusun anggaran belanja. Kita gunakan teknik yang dipopulerkan oleh Elizabeth Warren dalam menyusun anggaran belanja dengan metode 50/20/30.

  • 50% digunakan untuk kebutuhan

  • 30% digunakan untuk keinginan

  • 20% digunakan untuk menabung/investasi

Teknik anggaran belanja ini dapat digunakan sebagai panduan kita dalam menggunakan uang kita dalam pembelian. Namun, pada prakteknya, berdasarkan pengalaman profesional saya, setiap orang mungkin memiliki teknik penganggaran yang berbeda-beda tergantung dari kondisi setiap individu. Namun, pada umumnya, kita akan fokus dalam pemenuhan kebutuhan terlebih dahulu dibandingkan dengan aspek yang lain.

Kesimpulan

Setiap orang mungkin memiliki definisi yang berbeda dalam mengartikan kebutuhan dan keinginan untuk seuatu keputusan pembelian tergantung dari apakah sesuatu tersebut dapat memengaruhi keberlangsungan hidup atau tidak. Dengan memahami perbedaan antara kebutuhan dan keinginan maka akan membantu kita dalam menganggarkan kebutuhan belanja dengan baik hingga dapat merencanakan keuangan dengan benar dan tepat.

Yodhi

I'm a passionate individual driven by growth and motivation, dedicated to transforming my thoughts and ideas into engaging narratives on my blog. As an avid gym-goer and fitness enthusiast, I believe in the power of a healthy body for a healthy mind. My keen interest in business and self-development fuels my reading choices, constantly expanding my horizons. Above all, I am deeply committed to enhancing financial literacy, empowering others to achieve financial freedom and success.

https://www.yodhi.me
Previous
Previous

3 Pilar Menuju Hidup Bebas Utang

Next
Next

Apa itu SLIK OJK?