Brokenhearted: Ini yang Gue Pelajari

~~~

Aku:

"Aku bisa ya teriak dan bilang ke semua orang yang ada di sini, kamu jahat!"

"Saat aku sedang mengurus tesis dan sidang, kamu kemana!?"

"Saat aku sibuk mencari kerja, kamu kemana!?"

"Aku butuh kamu!"

"Sekarang kamu udah enak ya"

"Udah bisa beli ini, beli itu"

"Udah terkenal jadi influencer"

"Dan sekarang kamu lupa dengan kita"

"Kita sudah 5 tahun menjalin hubungan"

"Dan ini yang kamu berikan??"

"Aku ga minta banyak"

"Aku cuma butuh di support"

"Kamu bilang kalau aku ingin meminta balik semua yang aku telah bantu dan berikan??"

"Ga ada sama sekali... yang aku berikan itu tulus ke kamu"

"Ga ada aku minta semua nya balik, atau minta uang balik"

"Kamu jahat !!!"

~berdiri dan seketika gue meninggalkan lokasi

22 Maret 2015,

Minggu malam yang ramai,

Di sebuah restoran di yogyakarta

~~~

Itu adalah sepenggal percakapan akhir dengan seseorang, hubungan yang telah gue jalin selama 5 tahun. Seseorang yang menjadi kisah cinta gue, pertama kali dalam hidup. Gue ga pernal bisa lupa sih kata-kata yang gue ucapkan tersebut beserta emosi yang gue rasakan. Entah kenapa tiba-tiba bisa aja keluar gitu kata-kata tersebut, padahal saat itu gue memulai percakapan dengan pikiran positif dengan tujuan ingin memperbaiki hubungan. Kata-kata yang penuh dengan amarah dan kekecewaan yang mendalam. Haha, sorry ya kalau too dramatic, tapi emang itu yang gue rasakan saat itu.

Momen itu menjadi momen pertama kali dalam hidup, gue merasakan rasanya dikhianati oleh seseorang yang benar-benar gue percaya. Saat itu gue sadar, ternyata, wow... begini ya rasanya sakit hati 😳 . Para brokenhearted-ers, I feel you gaes.

Gue selalu percaya bahwa "things happen for a reason". Gue percaya kejadian ini terjadi agar gue belajar dan menjadi orang yang lebih baik. Tulisan ini dibuat bukan untuk mengisahkan kejadian tersebut dan menyalahkan salah satu pihak. I believe she had a "reason" to did that and I respect that as a man. Tulisan ini gue buat sebagai pengingat diri gue aja mengenai apa yang menjadi pelajaran hidup sehingga gue dapat menjadi orang yang lebih baik.

~~~

~ berjalan di tengah jalan yang agak gelap menuju kendaraan gue yang terpakir di depan sekolah

~ jarak yang tidak jauh, tidak sampai 30 detik dapat sampai

~ 30 detik sambil menahan perasaan kecewa yang mendalam

~ berpikir, ternyata begini yaa rasanya dikhianati, dengan orang yang benar-benar gue percaya

~ dan gue terduduk di mobil, menangis......

~ menangis karena kecewa, amarah, dan perasaan yang gue baru rasakan saat itu

~~~

Yess, I'm a man and I did cry, haha. Itu pertama kalinya gue menangis karena gue merasa kecewa banget sih. Menangis karena terkhianati dengan orang yang benar-benar dulu gue percaya. Rasanya kayak being stabbed aja gitu, jleb!

Gue tidak akan melupakan momen tersebut. Hingga saat ini, gue pun masih bisa merasakan emosi akan hari itu. Mungkin bagi sebagian orang it sounds cheesy kali yaaa. Hal kecil, dont overrated itBroken hearted, yaaa, hal yang wajar terjadi disetiap kisah percintaan. Namun gue selalu berprinsip bahwa apapun tantangan hidup pasti ada pelajaran dibalik hal tersebut agar kita menjadi manusia yang lebih baik. Berjalannya waktu, gue bertanya kepada diri sendiri, "Apa yang telah gue pelajari dari momen tersebut? Apa saja yang telah membuat gue menjadi manusia yang baru, manusia yang lebih baik?"

So, to the points of this writing. Brokenhearted, ini yang gue pelajari:

Brokenhearted, ini yang gue pelajari:

New Emotion: Rasa Empati terhadap Orang Lain

Sejak mengalami kejadian tersebut, gue merasa punya empati lebih terhadap kisah orang lain yang mungkin mengalami hal yang sama. Dulu, setiap mendengar kisah orang lain yang mungkin pernah dikecewakan atau dikhianati orang lain, yang gue rasakan hanya emosi yang biasa saja. Seolah-olah berkata "oh oke, yaa udah namanya juga hidup. Hal seperti itu bisa saja terjadi. Yang bisa kita lakukan adalah lo move on aja"

Namun, kejadian yang gue alami membuat gue merasakan emosi yang lebih saat mendengar kisah orang lain yang mirip dengan apa yang pernah gue alami. Seolah-olah ini membuat gue dapat memahami lebih dalam emosi seseorang. Memiliki empati dan peduli terhadap apa yang mereka alami.

Gue belajar bahwa, emosi adalah sesuatu yang juga dipelajari karena waktu dan pengalaman. Mungkin ada emosi yang saat ini belum dapat kita pelajari / rasakan secara optimal. Semakin dewasa seseorang, semakin banyak kejadian hidup yang telah dialami. Mereka akan semakin banyak mengalami tantangan dalam hidup. Sehingga, berjalannya waktu, kita akan semakin mengerti dan mempelajari emosi yang baru.

Inilah salah satu konsep yang kita sering dengar dengan Emotional Intelligence (EQ). Singkatnya, EQ adalah kemampuan untuk memahami, menggunakan, dan mengelola emosi kita secara positif serta memahami emosi orang-orang di sekitar kita. EQ dapat membantu kita untuk membangun hubungan yang lebih kuat dengan orang lain. EQ juga dapat membantu kita untuk memahami perasaan kita sehingga dapat membantu kita mengambil tindakan dengan tepat. Singkatnya, EQ bikin kita lebih "peka".

Inilah hal baik yang gue alami dari kejadian ini. Gue telah belajar emosi yang baru. Gue telah meningkatkan kemampuan Emotional Intelligence. Dengan emosi yang baru ini, gue dapat memahami orang lain, memiliki empati yang lebih, dan yang terpenting memahami perasaan diri sendiri.

New Challenge: Bagaimana Bisa Menjadi "Hebat"

Gue termasuk orang yang kompetitif dan selalu ingin mengakutalisasikan diri. Berusaha belajar agar mendapat nilai yang paling bagus. Mengikuti beberapa ajang kompetisi. Semua itu gue lakukan demi mewujudkan aktualisasi diri.

Namun, terkadang dalam hidup, that drive doesn't come that easy. Ibaratnya jika manusia sebuah mesih, mereka membutuhkan bensin untuk memicu bergerak maju. Itu yang gue sebut drive / motivation. Pemicu yang membuat kita semangat setiap bangun di pagi hari.

Setelah mengalami kejadian tersebut, secara implisit dalam pikiran gue terpikir, "okay I dont need you. Gue bisa kok sukses sendiri tanpa lo. Gue bisa hebat". Secara tidak langsung, pemikiran tersebut yang membuat gue termotivasi untuk melakukan hal apapun itu agar aku menjadi "hebat / sukses". Dalam hidup, kita dapat memiliki banyak sumber motivasi yang kita gunakan sebagai pemicu untuk bergerak maju. Kejadian yang gue alami ini ternyata merupakan salah satu pemicu motivasi.

Inilah hal baik yang gue alami dari kejadian ini. Gue belajar bahwa, kejadian ini ternyata memberikan motivasi dari sudut pandang yang lain. Walaupun datang dari kejadian yang bagi gue tidak menyenangkan yaa, namun ini memberikan motivasi dan semangat bagi gue untuk selalu bergerak maju.

New Belief: Memahami dan Menghargai Perasaan

Sulit dideskripsikan dengan kata-kata perasaan yang gue alami saat itu. Marah, benci, dendam, sedih, kecewa, semua perasaan bercampur menjadi satu. Kejadian tersebut membuat gue belajar bahwa "it hurts my feeling... a lot".

Gue tersadar bahwa, kita harus berhati-hati terhadap perasaan orang lain dan juga diri sendiri. Bagaimana kita memahami dan menghargai perasaan orang lain. Menjaga perasaan orang lain dan diri sendiri agar tidak terluka. Walaupun, gue sadar, sebagai manusia pasti akan berbuat salah / khilaf. Namun yang terpenting adalah bagaimana kita berusaha untuk mencegah hal tersebut dengan sudut pandang "bagaimana kita dapat memahami dan menghargai perasaaan orang lain dan diri sendiri?".

Inilah hal baik yang gue alami dari kejadian ini. Gue belajar mengenai bagaimana berhubungan dengan orang lain dan diri sendiri. Berusaha untuk memahami dan menghargai perasaan mereka dan diri sendiri. Ada 2 hal yang gue pelajari:

1. Gue tidak ingin orang lain merasakan apa yang dulu gue rasakan.

Sebisa mungkin gue berusaha untuk selalu memahami dan menghargai perasaan orang lain terutama mereka yang mempunyai hubungan dekat seperti keluarga, teman, rekan kerja, pasangan. Gue akui, ini sulit dan sangat menantang. Terkadang sebagai manusia gue melakukan salah dan khilaf. Namun setidaknya, gue harus memiliki niat untuk itu.

Begitupun juga saat gue mencoba menjalin hubungan baru dengan orang lain. Di awal, gue selalu bilang mengenai komitmen gue terhadap hubungan itu. Seberapa tertarik gue dengan dia dan niat gue untuk mengenal lebih jauh. Setidaknya memberikan kepastian ke dia bahwa gue ga main-main. Karena gue tahu bahwa digantungin, ketidakpastian itu ga enak. Dan gue ga mau dia merasakan itu dari gue. At the end jika memang ternyata tidak cocok, yaa gue juga akan akhiri dengan baik-baik.

Untuk pembaca atau orang-orang terdekat yang merasa mungkin pernah merasa tersakiti karena tindakan aku, melalui tulisan ini, aku secara tulus meminta maaf yang mendalam. Semoga aku dapat terus mengintropeksi diri agar menjadi manusia yang lebih baik dan bijaksana 🙂

2. Gue tidak ingin merasakan hal yang sama kedua kalinya.

Terkadang kita lupa untuk fokus ke diri sendiri. Melalui kejadian ini, gue sadar bahwa sebelum dapat memahami, mengerti dan menyayangi orang lain, kita harus dapat memahami perasaan diri sendiri dan mecintai diri sendiri. Setelah kejadian ini, gue semakin berusaha untuk belajar mencintai diri sendiri. Memahami dan menjaga perasaan diri sendiri. Gue pun belajar,  semakin gue mengerti perasaan diri sendiri, membuat gue semakin bijaksana dalam menentukan langkah hidup.

End of story

Aku:

"Maaf aku harus meminta waktumu lagi"

"Kita memulai hubungan baik-baik, jadi aku juga ingin mengakhiri dengan baik-baik"

"Terima kasih ya selama 5 tahun ini"

"Aku minta maaf jika aku ada berbuat salah atau pernah menyakiti perasaanmu"

"Jujur, apa yang telah aku lakukan semua ini itu tulus untuk kamu"

"Aku tidak pernah mengharapkan apa-apa, karena cinta aku tulus dengan kamu"

"Aku berharap kamu bahagia dan sukses dengan kehidupan kamu seterusnya"

"Terima kasih, I love you"

~~~

Dia:

~ Tanpa banyak berkata, pergi meninggalkan meja bundar kecil yang kita berdua gunakan untuk perbincangan terkahir

~~~

~ Itulah kali terkahir gue melihat dirinya.

~ Gue pun berdiri dari tempat duduk

~ Melihat dirinya beberapa detik dari kejauhan untuk terkahir kali

~ Akhirnya gue pergi meninggalkan tempat itu

~ Dengan jauh lebih tenang dan tegar

~Mengakhiri semua kisah dengan pembicaraan terkahir

~ Pembicaraan terkahir untuk berterima kasih atas 5 tahun hubungan

~ Walaupun kisah kita berakhir dengan proses seperti ini

~ Namun, banyak hal menyenangkan yang pernah gue alami bersama dia

~ Banyak hal baik juga yang gue dapat dari dia

~ Terima kasih 🙂

25 Maret 2015,

Sekitar pukul 8 malam

Di sebuah cafe kopi di yogyakarta

~~~

Itulah akhir cerita dari hubungan kita yang sudah berjalan 5 tahuan an. Hingga saat ini gue tidak pernah tahu alasan utama dia pergi meninggalkan gue. Banyak spekulasi yang ada di otak gue. Apa dia sudah ada yang lain? Apa gue kurang materi? Apa dia memang sudah bosan? Apa gue udah ga menarik lagi? Dan banyak hal lainnya. It was hard to let go that kind of questions. Mencari validasi apa sih sebenarnya alasan utama dia? Tapi, gue tahu itu ga baik buat gue dan gue harus keep moving forward. Thanks to time. Time did help me to heal myself. Akhirnya gue mencoba melepas, merelakan, dan belajar dari apa yang telah gue alami.

Salah satu prinsip yang gue pegang dalam hidup, terutama sebagai seorang pria adalah komitmen. Saat itu gue bangga sih dengan diri gue sendiri karena berusaha menunjukan komitmen dalam mengakhiri hubungan dengan baik-baik melalui perbincangan yang baik-baik. Walupun tidak banyak kata yang aku dapat dari dia, namun setidaknya gue berusaha menunjukan diri dan mengakhiri semua itu dengan baik. I'm proud of myself 🙂

Sebagai kata-kata terakhir dari tulisan ini, gue selalu percaya bahwa setiap orang mempunyai cobaan dan tantangan hidup masing-masing. Gue pun percaya, tantangan hidup adalah bagian dari kehidupan untuk membuat kita menjadi manusia yang lebih baik dan bijaksana. Bagi para pembaca yang saat ini sedang mengalami apapun itu tantangan hidup yang sedang dihadapi, aku percaya kamu kuat. Jangan patah semangat karena kamu hebat. Jangan pernah ragu dengan kemampuan kamu. Kamu dipilih melalui tantangan tersebut karena kamu bisa. Semangat yaaa 💪🏻

Bagi kamu yang mungkin saat ini sedang merasakan patah hati atau kejadian yang mungkin mirip dengan apa yang aku alami dulu, tetap tegar yaa. Yes, itu tidak mudah. Jika sulit, berbagilah dengan orang terdekat atau dengan konselor ahli. Aku harap semoga kamu dapat menyambut hari baru yang lebih baik 🙂

Semoga kata-kata penutup ini dapat membantu memberikan semangat para pembaca yang sedang mengalami apapun itu tantangan hidup. Juga, semoga tulisan ini dapat memberikan inspirasi atau sudut pandang baru bagi kita semua. Terima kasih sudah membaca tulisan ini. Salam semangat untuk kita semua. Semoga hari kamu Indah ya 😊

Yodhi

I'm a passionate individual driven by growth and motivation, dedicated to transforming my thoughts and ideas into engaging narratives on my blog. As an avid gym-goer and fitness enthusiast, I believe in the power of a healthy body for a healthy mind. My keen interest in business and self-development fuels my reading choices, constantly expanding my horizons. Above all, I am deeply committed to enhancing financial literacy, empowering others to achieve financial freedom and success.

https://www.yodhi.me
Previous
Previous

I Love You... but... We are Different

Next
Next

Resolusi 2022 - Kuartal 1