3 Tips untuk Memilih Perusahaan Startup dalam Berkarir bagi Pencari Kerja
Perkembangan startup di dunia sangatlah pesat. Seiring dengan mudahnya akses informasi serta didukung dengan kemajuan teknologi membuat banyak inovasi hadir dan menghasilkan banyak startup. Startup sendiri hadir berdasarkan gagasan atau inovasi untuk menyelesaikan permasalahan tertentu. Ide-ide yang dihadirkan oleh startup merupakan senjata utama sebuah startup dapat berdiri dan sukes dalam berkompetisi.
Menurut data, Indonesia saat ini (12 Januari 2019) berada di posisi 5 dalam jumlah perusahaan startup terbanyak di dunia dengan total 2,004 (1). Posisi 1 sampai dengan 5 diisi berturut-turut oleh Amerika Serikat (46,348), India (6,001), Inggris (4,867) dan Kanada (2,447). Menurut data tersebut, Indonesia menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang masuk dalam 5 besar.
Dengan tumbuhnya perusahaan startup, maka semakin banyak pula lapangan pekerjaan yang terbuka. Pemerintah, melalui program Gerakan Nasional 1000 Startup (https://1000startupdigital.id/i/) Digital menargetkan jika terlahir 1000 startup baru maka ditargetkan tercipta 13 juta lapangan pekerjaan baru (2). Untuk para pencari kerja atau fresh graduate, perusahaan startup merupakan salah satu pilihan berkair yang patut dipertimbangkan.
Walaupun banyak lapangan pekerjaan yang terbuka di perusahaan startup, banyak pertanyaan yang timbul mengenai apakah perusahaan startup yang dipilih merupakan perusahaan yang tepat untuk berkarir atau memulai karir. Saya sendiri sering mendapat pertanyaan dan pendapat dari banyak teman saat mereka mendapatkan peluang bekerja di perusahaan startup. Apakah perusahaan startup ini dapat berkembang? Bagaimana dengan jenjang karir? Apakah perusahaan startup ini dapat bertahan? dsb. Satu hal yang menjadi pertanyaan mayoritas umum adalah tentang keberlangsungan sebuah perusahaan startup.
Tidak dapat dipungkiri, sebagai perusahaan startup, ada kemungkinan perusahaan tersebut gagal. Ya benar, Most Startup Fail, sebuah termin umum yang biasa dipakai oleh investor atau venture capital. Dengan gagal nya perusahaan startup, maka orang-orang yang berkontribusi di dalamnya akan pula merasakan akibat dari kegagalan perusahaan startup tersebut. Oleh karena itu, sebelum berkarir di perusahaan startup, ada baiknya kita menganalisa kekuatan perusahaan tersebut agar kita dapat mempunyai pandangan mengenai keberlangsungan perusahaan tersebut. Nah apa saja indikator nya? Berikut 3 Tips untuk Memilih Perusahaan Startup dalam Berkarir bagi Pencari Kerja
1. The Business
Hal utama yang harus dilihat dan dianalisis adalah tentang bisnis mereka. Ada banyak hal yang harus dilihat. Hal-hal tersebut biasanya juga aspek-aspek yang sering dipresentasikan oleh startup saat pitching mengenai bisnis mereka. Berikut saya rangkum diantaranya
(1) Permasalahan yang ingin diselesaikan dan solusi yang diberikan oleh perusahaan startup tersebut. Lihat seberapa kompleks permasalahan yang ingin diselesaikan dan korelasi dengan solusi yang ditawarkan.
(2) Value proposition yang ditawarkan. Apa yang membuat solusi dari perusahaan tersebut unik dan berbeda dari apa yang sudah ada di pasar.
(3) Market size. Seberapa besar potensi pasar yang ada. Siapa target pasar yang dituju.
(4) Business model. Bagaimana perusahaan tersebut mendapatkan profit. Metode apa yang digunakan perusahaan tersebut dalam mendapatkan profit.
(5) Market Competition. Siapa saja kompetitor yang sudah ada di pasar. Bagaimana kondisi kompetisi yang terjadi.
(6) Traction. Jika memungkinkan dan terdapat data yang tersedia, lihat seberapa besar pertumbuhan yang didapat jika perusahaan startup tersebut telah meluncurkan produk/jasa mereka.
Tentunya kita tidak perlu menganalisis secara mendalam. Cukup analisis dasar untuk dapat memahami potensi perusahaan startup ini berkembang. Poin nomor 1 - 5 sudah cukup untuk melakukan analisis dan lebih mudah bagi teman-teman untuk mendapatkan data yang dibutuhkan.
2. The Team
Kesesuaian antara tim atau orang-orang di dalam perusahaan startup dengan perusahaan startup tersebut sangat menentukan apakah perusahaan dapat bertahan dan berjalan sebagaimana mestinya. Tentunya sebagai sebuah perusahaan harus digerakan oleh orang-orang yang kompeten untuk menjalankannya. Ibarat sebuah kapal, harus di nahkodai oleh orang yang kompeten dan diperbantukan oleh orang-orang yang handal yang dapat menyokong kapal tersebut berlayar sesuai tujuan. Dalam hal ini, definisi tim adalah orang-orang inti yang berperan penting di dalam perusahaan. Beberapa diantaranya adalah Founder, Co-founder, C-level, hingga Board of Directors. Dalam garis besar, sebuah perusahaan startup, bahkan yang baru berdiri, pasti mempunyai Founder dan atau Co-founder. Kedua jabatan tersebut lah yang harus kita nilai dalam definisi kehandalan & kesesuaian tim dengan perusahaan startup.
Jika ingin menilik kehandalan perusahaan startup dan tim, ada beberapa aspek yang saya sarankan untuk dinilai.
(1) Kompetensi Tim
Kompetensi sangatlah penting. Nilailah kesesuaian antara bisnis perusahaan startup tersebut dengan kompetensi dari tim inti. Kita dapat menggunakan common sense kita dalam menilai hal ini. Sebagai contoh sebuah perusahaan startup Financial Technolog (fintech) di bidang Peer to Peer Lending. Jika kita melihat dari jenis bisnis perusahaan startup tersebut maka tim dari perusahaan startup tersebut harus memiliki seseorang yang kompeten di bidang finansial. Di bidang finansial dapat berasal dari banking, investment company, leasing company, dan sebagainya. Di sisi lain, karena berhubungan dengan bidang teknologi, maka perusahaan startup ini harus mempunyai tim yang kompeten di bidang teknologi. Orang tersebut harus mempunyai latar pendidikan di bidang teknologi seperti lulusan computer science, information technology, atau bidang teknologi lain yang berkaitan. Atau dapat pula seseorang yang mempunyai kompetensi dengan pengalaman bekerja di perusahaan dengan deskripsi pekerjaan yang berkaitan dengan teknologi yang bersangkutan.
(2) Reputasi & Pengalaman Tim
Tentunya kita menginginkan perusahaan dijalankan oleh mereka yang mempunyai reputasi baik dan pengalaman yang mumpuni di bidangnya. Kita dapat membayangkan hal ini seperti layaknya Apple dan Steve Jobs atau amazon dan Jeff Bezos
(3) Ketrampilan & Karakter Tim
Founder atau Co-founder sebagai pendiri perusahaan startup harus mempunyai keahlian dan sifat-sifat/karakter yang dibutuhkan dalam menjalankan perusahaan startup tersebut. Secara common sense kita dapat mengetahui keahlian apa saja yang dibuthkan untuk menjalankan perusahaan startup tersebut. Kita dapat menggunakan cara yang sudah saya jabarkan di nomor 1. Di sisi lain, hal yang tidak kalah penting adalah traits/sifat dari yang bersangkutan. Satu hal yang harus kita lihat adalah apakah yang bersangkutan mempunyai sifat entrepreneurial spirit? Sebuah sifat yang harus dimiliki seorang Founder atau Co-founder perusahaan.
Menurut Timothy Butler, dalam tulisan nya di Harvard Business Review edisi Must Reads on Entrepreneurship and Startups, menyatakan bahwa Entrepreneurial Leader mempunyai sifat-sifat berikut
Selalu mencari tahu dan menyukai petualangan, pembelajaran baru, dan peluang baru
Menyukai resiko/tantangan
Mempunyai sifat inisiatif yang tinggi
Secara natural terlahir sebagai sales people
Tentunya sulit untuk menilai hal ini. Satu hal yang saya sarankan adalah dengan menggunakan intuitive analysis antara fakta-fakta yang kita dapat mengenai yang bersangkutan dan kesesuaian sifat entrepreneurial spirit. Gunakan media LinkedIn yang bersangkutan untuk dapat dengan dalam memahami mengenai formal education dan life-career. Output dari analisis ini hanya agar teman-teman mempunyai intuisi yang dapat meyakinkan apakah yang bersangkutan have what it takes to be a Founder or to be a person he mandated to be.
Bagaimana mengetahui ketiga hal di atas?
Media yang dapat digunakan untuk mengetahui latar belakang dari tim tersebut adalah salah satunya Google. Yaa, kita dapat mencari latar belakang orang tersebut dengan meng-input query nama yang bersangkutan di kolom pencarian google. Lihat jika terdapat media pemberitaan yang memberitakan tentang yang bersangkutan. Media pemberitaan dapat memberikan gambaran tentang reputasi orang yang bersangkutan. Selain itu, online sosial media juga dapat menjadi media lain untuk menilai. LinkedIn merupakan salah satu media yang saya sarankan dan paling kompeten dalam menilai kompetensi, reputasi, pengalaman, skill dan hal-hal yang dibutuhkan untuk menilai orang tersebut dalam hal kesesuaian dengan perusahaan startup. LinkedIn memberikan gambaran yang cukup bagi kita untuk menilai yang bersangkutan karena di dalamnya terdapat pengalaman bekerja, pendidikan, skill, hingga rekomendasi dari rekan lainnya.
3. The Funding/Investors
Sebuah perusahaan startup tidak akan dapat berjalan tanpa adanya pendanaan. Pendanaan ini dapat bersalah dari dana sang founder sebagai perumalaan (bootstrap) atau sudah didanai oleh investor lain seperti angel investor atau venture capital. Nah, investasi dari investor tidak hanya bersifat pendanaan tetapi juga harus dapat memberikan sinergi dengan perusanaan startup yang bersangkutan. Beberapa sinergi yang diberikan pada umumnya seperti access to market, partner collaboration, transfer knowledge, dsb.
Menilik dari hal tersebut, maka menjadi penting untuk mengetahui kondisi pendanaan yang dimiliki oleh sebuah perusahaan startup. Jika perusahaan startup tersebut telah didanai oleh investor (bukan dana dari founder/bootstrap), berikut beberapa hal yang hari dilihat
Lihat reputasi dari investor tersebut.
Lihat apakah mereka mempunyai perusahaan lain yang bergerak di industri yang sama.
Lihat histori perusahaan lain dalam portofolio mereka.
Investor yang bagus, tidak hanya memberikan pendanaan semata, tetapi juga sinergi. Sinergi dapat berupa access to market, partner collaboration, transfer knowledge, dll.
Berikut 3 indikator yang dapat teman-teman lihat. Tiga hal ini yang dahulu saya gunakan sebelum saya bergabung dalam perusahaan startup yang saat ini sedang saya geluti, amalan. Perlu diingat, tips ini dibuat dengan paradigma seorang pencari kerja atau mereka yang ingin bekerja dalam perusahaan startup dan ingin mengetahui potensi dan keberlangsungan perusahaan tersebut. Oleh karena itu, cukup penilaian dari kulitnya saja agar teman-teman mempunyai insight atau bahan pertimbangan berdasarkan fakta saat memutuskan. Semoga hal ini dapat membantu teman-teman dalam menilai.
Nah, menurut teman-teman apakah 3 tips untuk memilih perusahaan startup dalam berkarir bagi pencari kerja hal di atas sudah cukup untuk menilai? Atau teman-teman mempunyai preferensi dan indikator lain dalam menilai? Jangan ragu untuk share di sini, mari kita berdiskusi.